A. Job Satisfaction
1. Pengertian Kepuasan Kerja
(Job Satisfaction)
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan
harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan
kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,
luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam
pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan
memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana
lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja
dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa
walaupun balas jasa itu penting.
2. Respon terhadap
ketidakpuasan kerja
Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui
berbagai cara, Robins and Judge menerangkan ada 4 respon yang berbeda satu
sama lain dalam 2 dimensi yaitu konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1) Exit
, Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan organisasi, termasuk mencari
posisi baru atau mengundurkan diri.
2) Voice ,
Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah
dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.
3) Loyalty , Ketidakpuasan
ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan
berbicara bagi organisasi dihadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi
dan manajemen melakukan hal yang benar.
4) Neglect, Ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis,
mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Hasibuan kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh
faktor-faktor:
1) Balas jasa yang adil dan layak.
2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3) Berat ringannya pekerjaan.
4) Suasana dan lingkungan pekerjaan.
5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh sikap pimpinan
dalam kepemimpinan. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi
karyawan, karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk
menentukan kebijaksanan perusahaan. Kepemimpinan otoriter mengakibatkan
ketidakpuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci
pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan.
Bagaimana dengan anda ?
B. Lean Behavior
(Meningkatkan Perilaku)
Berikut adalah tujuh tips pemimpin dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku:
1. Defining Lean Behavior
Mendefinisikan dan mengkaji arti
dari Lean behavior. Bahwa perilaku buruk yang sering dilakukan oleh kita
(karyawan) dari hal yang terkecil harus segera ditinggalkan demi terciptanya
lingkungan kerja yang selalu kondusif.
2.
Rewarding who has lean Behavior
Reward siapa yang menerapkan lean behavior. Yang di berikan oleh pemimpin organisasi tsb. Karena untuk meningkatkan kinerja karyawan yang lainnya untuk menerapkan prilaku lean behavior terhadap perusahaan.
3.
Making system support Lean behavior.
Membuat sistem mendukung lean behavior . pemimpin menyediakan system untuk mendukung peranan anggotanya
dalam mengimplementasikan pekerjaan. Misal Apabila ada kebuntuan dalam
melakukan pekerjaannya, maka pemimpin telah siap dengan tim support yang telah
dibuatnya.
4. Building up a right lean behavior team
Membangun tim yang tepat. Hampir serupa dengan penjelasan yang diatas namun ini lebih ke utamaan dari tim utama.
5. Eliminating problem members in the team
Menghilangkan
masalah pelanggan , dan bahkan karyawan . Ini adalah pilihan terakhir , tapi
ada titik yang memperbaiki masalah. Jika tidak memenuhi standar kualitas setelah berulang kali
mencoba untuk bekerja sama untuk meningkatkan skill baru . Jika seorang
karyawan memilih untuk tidak menunjukkan perilaku Lean Behavior , mereka
mungkin tidak cocok untuk tim . pemimpin ingin menekankan / memecat seseorang harus
menjadi pilihan terakhir .
.
6.
Stop rewarding wrong behaviors.
Berhenti memberi penghargaan perilaku yang salah . mengendalikan karyawan yang masih dalam ketidakdewasaan dalam bersikap dalam pekerjaan.
7.
Set the example.
Teladan . Orang akan
melakukan apa yang pemimpin lakukan , bukan apa kata bos
Bagai mana dengan anda?, sudahkah
menerapkan prilaku lean behavior?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar